Semenjak diutusnya Muhammad bin Abdullah menjadi Nabi, Allah
Subhaanahu wa ta’ala sudah menvonis bahwa ummat beliau adalah ummat
akhir zaman. Jadi pengertian akhir zaman itu sudah sejak diutusnya Nabi
Muhammad Sallallahu eAlaihi wa Sallam (Saw) yang merupakan Nabi
terakhir. Kenyataan bahwa kita adalah ummat akhir zaman menunjukkan
bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman. Menurut hadits shahih, masa
akhir zaman ini terbagi menjadi lima. Pertama, masa kenabian, saat
Rasulullah masih hidup. Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar,
Umar, Usman, dan Ali. Ketiga, masa raja-raja menggigit (maalikan
‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu
eAnhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Keempat, masa
maalikan jabariyan (penguasa diktator). Kelima, masa kembalinya sistem
khilafah.
Saat ini kita hidup di masa yang mana? Sekarang masa penguasa
diktator, dan sedang hot-hot-nya. Ummat Islam sedang kalah. Tetapi itu
memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada kalanya kalah.
Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam memperoleh
kemenangan.
Kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum Muslimin? Begitulah
menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan
hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu
pun bicara, “Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang
bersembunyi!” Kecuali pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan
pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam
oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin.
Yang dimaksud Yahudi itu khusus di Israel atau juga termasuk di
Amerika Serikat (AS)? Yang pasti Yahudi Israel. Kalaupun kemudian
Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu alam. Dan Yahudi yang pindah ke
Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh ummat Islam.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, sebelum akhir zaman tiba, kaum
Muslimin akan berdamai dengan Bangsa Rum. Siapa yang dimaksud Rum itu?
Saya cenderung menafsirkan Bangsa Rum adalah Eropa. Alasannya bersifat
historis. Ummat Islam atau Bangsa Arab diapit oleh dua peradaban besar,
yaitu peradaban Barat (Romawi) dan Timur (Persia). Peradaban Barat
dipengaruhi oleh tadisi-tradisi ahli kitab (Yahudi maupun Nasrani).
Timur dipengaruhi oleh kemusyrikan dan paganisme. Memang, sekarang ada
perluasan akibat globalisasi. Pengertian Timur tidak lagi hanya Persia,
tetapi juga China, India, dan lainnya. Mereka kategorinya bukan ahli
kitab tetapi disebut al-Adyaan al-Ardhiyah atau agama-agama bumi yang
banyak sekali dan didominasi paganisme.
Apakah sekarang perdamaian itu sudah berlangsung? Sekarang sedang
berjalan, meski semu. Kenapa? Karena yang kini memimpin dunia bukan
amiirul mu’miniin. Pemimpinnya adalah kalangan Rum, yang mengandalkan
tradisi yang campur aduk dengan kebatilan sehingga muncul kezhaliman dan
ketidakadilan. Jadi, perdamaian yang sekarang terjadi lebih tepat
diartikan sebagai “kesepakatan untuk tidak berperang”. Ini terjadi sejak
berakhirnya penjajahan resmi oleh Bangsa Rum terhadap negeri-negeri
kaum Muslimin.
Tampaknya ada kontradiksi. Kaum Muslimin berdamai dengan Bangsa Rum,
tetapi saat ini Rum justru dekat dengan musuh abadi ummat Islam yaitu
Yahudi? Bukan dekat, tetapi pengertian tentang Bangsa Rum sendiri memang
sudah campur aduk. Ada Nasrani dan Yahudi-nya sehingga sering disebut
Judeo-Christian civilization (peradaban Yahudi-Nasrani).
Ada pula hadits yang menyatakan, di akhir zaman, Iraq akan diboikot
oleh Bangsa Rum. Itukah yang terjadi saat ini? Ya, sudah dan sedang
berjalan.
Apa yang akan terjadi setelah itu? Kalau mau dirangkai secara
kronologis, cukup sulit ya. Tetapi di antara tanda-tanda menjelang batas
akhir tanda kecil adalah mengeringnya sungai Eufrat dan ditemukannya
gunung emas di bawah sungai itu. Nanti akan berduyun-duyun pasukan dari
berbagai bangsa untuk memperebutkan emas itu. Setiap seratus manusia
datang, 99 di antaranya tewas karena berebut emas. Dan Rasulullah Saw
melarang kaum Muslimin ikut dalam perebutan itu.
Apakah itu berupa serangan AS dan sekutu nya terhadap Iraq, seperti
yang terjadi beberapa saat lalu? Kalau itu berebut minyak atau emas
hitam. Jadi kelak akan ditemukan emas dalam arti yang sebenarnya, bukan
emas hitam? Saya meyakini itu memang emas yang sebenarnya. Isyarat Nabi
tidak cuma bersifat maknawi tapi juga hakiki. Seperti isyarat akan
munculnya Imam Mahdi, saya yakin itu bukan kiasan. Sosok Imam Mahdi
memang ada. Begitu juga hadits tentang Dajjal. Dajjal adalah oknum atau
person. Saat ini oknum Dajjal belum muncul, meskipun sistem dajjal sudah
bisa kita rasakan.
Apa sistem dajjal itu? Sistem dajjal adalah sistem kepalsuan, seperti
yang berlaku sekarang ini. Orang menyebutnya sebagai The New World
Order (Tata Dunia Baru), meskipun kenyataannya malah tidak ada tatanan.
Yang disebut pejuang hak asasi manusia justru mereka yang sebenarnya
teroris. Sedangkan mereka yang dituduh teroris justru sebenarnya orang
yang mulia di mata Allah Swt.
Apakah yang Anda maksud dengan sistem dajjal itu adalah tatanan
kehidupan yang kini dikomandani oleh AS? Ya. Itu tercermin dalam
lembaran uang satu dollar AS. Bagian depan uang itu bergambar Presiden
AS pertama George Washington, bagian belakang bergambar piramid yang
terpotong. Letak gambar piramid ada di belakang, sebagai isyarat bahwa
di belakang AS itu ada kekuatan lain. Di atas piramid ada segitiga
bergambar mata satu. Di atasnya ada tulisan annuit coeptis (semoga dia
senang dengan proyek ini). “Dia” yang dimaksud adalah si Mata Satu. Di
bawahnya ada tulisan novus ordo seclorum (tatanan dunia baru). Artinya,
ummat seluruh dunia diharapkan masuk dalam proyek tatanan dunia baru dan
menerima kepemimpinan si Mata Satu. Orang yang familier dengan
hadits-hadits Rasulullah akan paham bahwa yang dimaksud si Mata Satu
adalah Dajjal.
Kapan sosok Dajjal akan muncul? Dajjal sudah ada sejak zaman
Rasulullah Saw. Hal ini dijelaskan dalam se buah hadits shahih yang
panjang, diriwayatkan oleh Muslim dari Fathimah binti Qais. Ada seorang
pengembara Nasrani yang terdampar di sebuah pantai, ia turun dari
kapalnya kemudian bertemu dengan binatang aneh. Binatang itu
mengantarkannya ke sebuah biara.
Di biara ada seorang lelaki yang terpasung. Si terpasung langsung
bertanya, “Apakah sungai Tiberia sudah mengering? Apakah sudah muncul
seorang lelaki yang bernama Muhammad yang disebut sebagai Nabi akhir
zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh penduduk di negerinya
sendiri?” Pengembara Nasrani itu penasaran, kemudian dia menelusuri
Jazirah Arab untuk mencari lelaki yang dimaksud. Dia pun bertemu
Muhammad Saw. Dia bertanya kepada Nabi, “Siapa orang yang dipasung itu?”
Nabi kemudian menyatakan bahwa lelaki itu adalah Dajjal. Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum Imam Mahdi keluar.
Kapan Imam Mahdi keluar? Menurut Rasulullah Saw, salah satu tandanya
adalah meninggal atau terbunuhnya seorang khali fah. Namun kekhalifahan
sekarang kan sudah tidak ada. Menurut saya, khalifah yang dimaksud itu
adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata. Amin Muhammad
Jamaluddin, penulis buku “Umur Ummat Islam” asal Mesir, menafsirkannya
sebagai pemimpin Kerajaan Arab Saudi. Kalau memang betul itu, berarti
sudah dekat.
Anda setuju dengan pendapat itu? Tidak setuju sepenuhnya. Saya look
and see aja. Tetapi saya yakin bahwa hadits yang menyatakan wafatnya
khalifah itu memang benar. Menurut hadits itu, kelak Al-Mahdi akan
muncul lalu dibaiat oleh sekelompok pemuda di Ka’bah. Penguasa
semenanjung Arab akan langsung mengirim pasukan untuk menangkap para
pemuda itu. Tetapi pasukan itu akan dibenamkan ke dalam bumi oleh Allah
Swt, kecuali dua orang saja.
Keduanya sengaja diselamatkan agar bisa menceritakan kepada publik
bahwa teman-teman mereka telah tenggelam ke dalam bumi. Begitu kabar ini
tersiar, semua Mu’min yang paham hadits-hadits shahih tentang munculnya
Al-Mahdi akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul. Mereka akan
berbondong-bondong untuk berbaiat.
Bagaimana jika dihubungkan dengan umur ummat Islam? Menurut Muhammad
Amin Jamaluddin, ketika dia menafsirkan beberapa hadits mengenai umur
ummat Yahudi, Kristen, ummat Islam, diisyaratkan umur ummat Islam itu
1500 tahun. Sekarang sudah 1424 Hijriah, jadi tinggal 76 tahun lagi. Itu
belum dipotong waktu perjuangan Muhammad ketika di Makkah, yang memakan
waktu 13 tahun. Jadi umur ummat Islam tinggal kira-kira 63 tahun.
Nah, kalau masa kekhalifahan di akhir zaman –yang menurut hadits akan
berlangsung 40 tahun– terjadi pada masa damai, maka huru-hara besar itu
akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23 tahun ke depan ini.
Kemunculan khilafah akan didahului oleh terjadinya huru-hara, dimana
kaum Muslimin berada di bawah komando Imam Mahdi.
Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan munculnya bintang
berekor atau komet. Menurut yang saya dengar dari para astronom, komet
akan muncul tahun 2022. Jadi kalau pada saat itu muncul Imam Mahdi,
sebuah perhitungan yang sangat mungkin. Bisa jadi kemunculan Imam Mahdi
justru akan lebih cepat daripada itu.
Apa ciri-ciri khusus Imam Mahdi itu? Menurut Rasulullah Saw, namanya
seperti nama Rasulullah dan ayahnya pun sama dengan ayah Rasulullah. Ia
juga disebut-sebut ngomongnya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus
menepuk pahanya dulu. Apakah itu berarti ia gagap, wallahu a’lam.
Saat muncul, Imam Mahdi berusia berapa? Kira-kira seusia Nabi ketika
pertama kali perang. Rasulullah pertama kali perang ketika usianya
sekitar 55 tahun, Perang Badar.
Kalau begitu, saat ini sebenarnya Imam Mahdi sudah ada ya? Ya, sudah
ada, tapi oleh Allah Swt belum dimunculkan. Kalau sekarang kita tidak
tahu Imam Mahdi itu siapa, bukan hal yang aneh, karena memang ia
fenomena yang akan muncul mendadak.
Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi?
Tidak bisa. Imam Mahdi itu dibaiat oleh 313 pemuda di Kabah. Jumlah itu
sama dengan pasukan Perang Badar. Baiatnya bersifat terbuka, meskipun
sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin. Kalau ada yang
mengaku-aku Imam Mahdi, itu omong kosong.
Apakah kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam? Ya. Sebelum
itu ia akan memimpin beberapa peperangan dalam rangka meruntuhkan
Tatanan Dunia Baru ini. Perang meruntuhkan maalikan jabariyan (penguasa
diktator) ini dimaksudkan untuk mewujudkan The Next World Order (Tatanan
Dunia Kelak).
Peperangan apa saja itu? Ada empat perang besar. Pertama, perang
melawan penguasa semenanjung Arab. Kaum Muslimin menang. Kedua, perang
melawan penguasa zhalim Persia, juga menang. Ketiga, pe rang melawan Rum
atau Eropa, juga menang. Terakhir perang melawan Dajjal dan 70 ribu
tentara Yahudi.
Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu
shalat Shubuh tiba. Iqamat dikumandangkan, lalu Imam Mahdi hendak maju
menjadi imam. Muncul tanda besar kedua akan terjadinya hari kiamat,
yaitu Isa eAlaihissallam (As) turun di Menara Putih, masjid sebelah
timur Damaskus.
Imam Mahdi memohon agar Isa yang menjadi imam shalat. Namun Isa As
menolak, “Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau
menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini, Imam
Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma’mum.”
Sesudah shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan.
Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As,
melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.
Perang ini terjadi dimana? Persisnya saya tidak tahu, tetapi tidak
jauh dari Baitul Maqdis. Menurut hadits, ketik a melihat Isa As dari
kejauhan, Dajjal “mengkerut” lalu berusaha kabur. Ia dikejar terus oleh
Nabi Isa sampai akhirnya terbunuh di pintu Lod, salah satu pintu masuk
ke Baitul Maqdis. Dajjal tewas tertusuk tombak. Nabi Isa As lalu
mengangkat tinggi-tinggi tombak itu, supaya orang-orang yang selama ini
percaya pada Dajjal dan menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari bahwa
sikap itu keliru.
Kekhalifahan nanti pusatnya dimana? Pusatnya di Baitul Maqdis.
Setelah umur ummat Islam berakhir, apa yang terjadi kemudian? Menurut
hadits, setelah khilafah berdiri, kemakmuran akan terjadi dimana-mana.
Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa tertentu Allah Swt
mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi dari
arah Yaman (selatan). Itu terjadi setelah wafatnya Isa Ibnu Maryam.
Semua orang Islam, hatta yang hanya punya keimanan sebiji zarah, akan
menghirup udara itu dan meninggal dengan damai. Ya sudah, selesai.
Berakhi rlah umur ummat Islam.
Di dunia tinggal ummat yang kafir 24 karat. Terjadilah kekacauan dan
kehancuran luar biasa, karena tidak ada lagi amar ma’ruf nahiy munkar.
Nabi menggambarkan, saat itu manusia tak akan malu-malu bersenggama
seperti keledai di jalanan. Makkah dan Madinah dihancurkan, sehingga
datanglah kiamat yang mengerikan. Alhamdulillah, ummat Islam tidak akan
mengalami fase penghancuran yang amat mengerikan itu.
Tidak banyak ulama atau ustadz yang concern bicara tentang tema akhir
zaman. Ihsan Tandjung pun menyadari hal itu. Bahkan ia kerap mendengar
celoteh masyarakat, yang mengungkapkan ketidaksukaannya kepada muballigh
yang bicara tentang akhir zaman, syurga, dan neraka. “Masyarakat kita
menganggap kehidupan akhir zaman sebagai hal yang tidak penting,” Ihsan
menyimpulkan.
Meski begitu, Ihsan tetap percaya diri untuk terus maju. Imam Mahdi,
Dajjal, Armageddon, kiamat, adalah kosakata yang kerap meluncur dari
bibirnya ketika ceramah. “M asyarakat harus terus diingatkan,”
alasannya.
Ihsan juga terus mengingatkan agar kaum Muslimin waspada terhadap
fitnah kaum Yahudi yang mengepung dari segala penjuru. “Dunia saat ini
memang sangat tidak ramah terhadap nilai-nilai keimanan,” ujarnya
sewaktu ceramah di sebuah instansi pemerintah di Jakarta.
Konflik kaum Muslimin dengan Yahudi memang sudah sunnatullah. Ihsan
menyebutnya sebagai sunnah at-tadafu’ al-insany (ketentuan Ilahi berupa
pergolakan antarmanusia). “Konflik antara ummat Islam dan Yahudi adalah
konflik hakiki,” kata penulis buku “Pertarungan Abadi” ini.
Selain tema-tema memahami zaman, Menurutnya, jika kita menghayati
desain besar Allah untuk mengakhiri zaman ini, maka berbagai friksi dan
ketegangan yang terjadi di antara gerakan Islam menjadi kurang relevan.
“Kita harus semakin rajin merapatkan barisan, seperti pada shalat
berjama’ah,” katanya.
Menurut Anda, kenapa tema tentang akhir zaman kurang disukai oleh
masyarakat? Tidak aneh, sebab itu sudah diisyaratkan Nabi sejak
berabad-abad yang lalu. Kata Rasulullah Saw, “Dajjal tidak akan muncul
sebelum ummat manusia lupa membicarakan Dajjal dan imam-imam di mimbar
pun tidak menerangkan lagi tentang Dajjal.”
Rasulullah juga sudah menganjurkan agar kita berdoa usai membaca
tahiyat akhir di setiap shalat, seperti diriwayatkan Imam Bukhari. Isi
doa itu adalah permohonan agar kita terhindar dari fitnah jahanam,
fitnah dunia, dan fitnah Dajjal. Sayang, ummat Islam sering mengabaika n
masalah ini.
Kenapa Anda concern bicara tentang tema ini? Huru-hara akhir zaman
itu sudah sangat dekat. Ummat harus diingatkan. Kalau tidak, saya
khawatir mereka tidak sanggup mengantisipasi huru-hara atau munculnya
Imam Mahdi itu. Misalnya, bila nanti Imam Mahdi muncul, mereka tidak
bergabung tetapi malah mencaci maki. Bisa saja nanti CNN akan
memberitakan bahwa Imam Mahdi itu seorang teroris. Kalau kita
ikut-ikutan, kan repot.
Selama ini, tema akhir zaman biasanya cuma menjadi serpihan-serpihan
lepas dari tema yang lain. Padahal Nabi telah menjelaskan kepada kita
akan adanya grand design dari Allah. Mestinya ummat berlomba-lomba untuk
menyesuaikan diri dengan grand design itu, yang pasti akan tetap
berjalan terlepas apakah kita setuju atau tidak.
Kita jangan cuma mengandalkan otak sendiri dalam merancang
perjuangan. Kekalahan ummat Islam saat ini sudah amat parah, bagaimana
otak kita akan mengalahkan musuh? Kalau kita di suruh membuat pesawat
F-16, belum tentu dalam waktu 100 tahun bisa. Tentu saja kita tidak
boleh menjadi fatalis. Kita harus berbuat semaksimal mungkin. Dan ada
satu momentum yang harus diantisipasi. Begitu momentum itu datang, namun
kita tolak, maka berarti kita kehilangan peluang untuk menjemput
kemenangan. Kita harus terlibat di dalamnya.
Ada sebagian orang berpendapat, hadits-hadits tentang akhir zaman itu
derajatnya tidak sampai mutawatir. Bagaimana menurut Anda? Saya ini
bukan ahli hadits ya. Tetapi tanda-tanda akhir zaman yang ditulis para
ulama rasa-rasanya tidak pernah luput membahas tentang Imam Mahdi.
Apa yang seharusnya dilakukan ulama, berkaitan dengan huru-hara akhir
zaman? Mestinya para ulama banyak berbicara tentang ini, harus bisa
menjadi sumber ilmu bagi kita. Anehnya, justru orang yang menulis
buku-buku akhir zaman berasal dari orang teknik. Misalnya Amin Muhammad
Jamaluddin, penulis buku “Umur Ummat Islam”, berlatar belakang insinyur.
Belakangan ia baru menempuh S-2 di Fakultas Da’wah Universitas
Al-Azhar, Kairo. Bukunya itu betul-betul spektakuler dan menjadi
best-seller.
Kenapa bukan ulama yang menulis itu? Jangan-jangan ini sebuah isyarat
bahwa kelak ketika Imam Mahdi datang, beberapa ulama akan menolak
sebagaimana pendeta-pendeta Yahudi-Nasrani menolak Nabi Muhammad. Tidak
mustahil pula ada aktivis harakah yang akan menolak kedatangan Imam
Mahdi itu. Dan sebaliknya, orang Islam yang saat ini masih bergelimang
kemaksiatan tidak mustahil bisa menjadi prajurit-prajurit yang bergabung
dalam barisan Imam Mahdi. Beragama itu bukan urusan ilmu semata, tapi
juga amal.
Anda pernah mendiskusikan dengan para ulama tentang kekhawatiran di atas? Secara formal belum.
Anda berencana melakukannya suatu saat? Pasti. Tapi tunggu dulu lah,
sebab sebagian mereka sekarang sedang sibuk menyongsong 2004 (sambil
tersenyum). Nanti kalau suasananya sudah adem.
Dengan tema ceramah futuristik tentang akhir zaman, apakah pernah ada
orang yang menilai Anda sebagai ustadz yang suka menjadi pengkhayal?
Alhamdulillah belum ada. Tetapi banyak yang bertanya, misalnya tentang
kemunculan Isa Al-Masih. Bukankah ini bertentangan dengan dalil Al-Quran
yang menyatakan bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir? Tidak, karena Isa
As nanti datang tidak menjadi Nabi yang membawa kitab baru. Ia
menyempurnakan tugas yang belum sempat dikerjakan dulu, yaitu mengajak
kembali ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) untuk masuk Islam.
Ada pula sunnah yang belum dikerjakan Isa As, yaitu menikah. Padahal
beliau kan pengikut syariat Muhammad. Ada beberapa hadits shahih yang
berisi tentang Isa as akan menikah.
Isa As akan turun dalam usia 33 tahun, persis seperti usia ketika dia
dulu diangkat Allah Swt ribuan tahun lalu. Ibarat tape recorder, Isa as
sekarang ini sedang “pause”, nanti turun akan “play” lagi. Kelak,
menurut hadits, Isa As akan wafat dan dimakamkan di dekat pemakaman
Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar di Masjid Nabawi. Saat ini tempat itu
masih kosong, dan memang disediakan untuk Nabi Isa As.
Ada pengalaman yang tidak menyenangkan? Ada, masih di AS, sekitar tahun 1994. Saya diundang ceramah di Islamic Centre oleh orang Malaysia di sana. Dia berkata, “Maaf Ustadz, yang dengerin ceramah cuma orang Indonesia.” “Kenapa?” saya tanya. “Kalau kita mengadakan acara pengajian terbuka, Muslim dari berbagai negara pasti datang kecuali dari I ndonesia. Kalau ustadznya dari Indonesia dan undangannya dikhususkan untuk orang Indonesia, insya Allah mereka akan datang.” Kenapa bisa begitu? Dia menjawab, “Karena orang Indonesia jarang ke masjid.”
Ada pengalaman yang tidak menyenangkan? Ada, masih di AS, sekitar tahun 1994. Saya diundang ceramah di Islamic Centre oleh orang Malaysia di sana. Dia berkata, “Maaf Ustadz, yang dengerin ceramah cuma orang Indonesia.” “Kenapa?” saya tanya. “Kalau kita mengadakan acara pengajian terbuka, Muslim dari berbagai negara pasti datang kecuali dari I ndonesia. Kalau ustadznya dari Indonesia dan undangannya dikhususkan untuk orang Indonesia, insya Allah mereka akan datang.” Kenapa bisa begitu? Dia menjawab, “Karena orang Indonesia jarang ke masjid.”
Rupanya, orang Indonesia kalau kumpul ya sesama orang Indonesia saja.
Itupun tidak di masjid. Menurut pandangan teman Malaysia itu, orang
Indonesia di luar negeri seperti katak dalam tempurung. Ini fenomena
yang memang sering saya jumpai. Kalau kita ke Islamic Centre atau
masjid, kita akan mudah menjumpai kaum Muslimin dari Arab, Mesir,
Pakistan, Bangladesh, tetapi jarang menemui orang Indonesia. Ini
sekaligus kritik kepada para da’i, termasuk saya. Kita harus lebih
gencar menyerukan kepada orang Indonesia ini agar gemar shalat di
masjid.*
0 komentar:
Post a Comment