:

Cerita Tiara


 
            Kisah cinta ini berawal dari sebuah kesalahan dimana aku dan Tyo melukai banyak perasaan untuk kepentingan kami berdua. Sekitar bulan Juni 2012 tepatnya hari Rabu pukul 08.30 WIB. Aku yang ditemani oleh sepupuku berangkat menuju ke salah satu tempat wisata di Purworejo, lebih tepatnya di daerah Kaligesing. Sepupuku Windi bersama seorang temannya bernama Tyo, awalnya aku mengira bahwa mereka berpacaran, namun ternyata tidak. Entahlah apa yang mereka sembunyikan, sedangkan aku berboncengan dengan adik perempuanku Merly.


Merly & Aku


            Sesampainya di sana ternyata ada 2 orng teman Tyo yang menyusul kami. Setelah semuanya berkumpul suasana pun menjadi cair dengan tawa renyah di antara kami berenam. Hingga pukul 2 siang kami baru memutuskan untuk pulang. Mereka semua mengantarkan kami bertiga sampai ke rumah. Dua orang lainnya itu adalah Wira teman Tyo dan Adi sepupu Tyo. Yang bernama Wira itu ganteng, memenuhi syarat karena dia mempunyai kulit putih dan tidak terlalu tinggi. Namun  karena statusku yang sudah punya pacar, aku memutuskan untuk tidak macam-macam dan beerkomitmen pada Rama pacarku sejak 25 mei 2012 lalu.
            Hingga akhirnya pertemuan kami waktu itu menjadi sedikit cerita yang sangat mengesankan, Tyo yang aku kira pacar Windi kini malah mendekatiku. Awalnya kami hanya saling mengobrol dan aku banyak membicarakan bahwa aku menyukai Wira. Dia banyak menceritakan tentang Wira dan aku banyak menceritakan tentang Windi. Aku kira kami hanya akan menjadi teman yang saling membantu menyelesaikan misi rahasia untuk mendapatkan seseorang yang kita mau.

Tyo & Aku
 
       Pada hari selanjutnya kami banyak mengobrol dan tanpa aku sangka aku malah meletakkansemua perhatianku padanya dan bukan pada Rama. Begitupun Tyo dengan pacarnya bernama Villa. Kami memang memulainya dengan kesalahan yang begitu besar. Tanpa aku sadari, Windi juga mulai marah dan menjauhiku. Tapi aku harus bagaimana? Menyakiti diriku sendiri atau menyakiti mereka, orang-orang yang berharap atas aku dan Tyo. Jadi aku memutuskan tidak memulainya sebelum aku memiliki jawaban pasti.
            Tyo yang bersekolah jurusan MM (Multimedia) bulan ini mendapatkan tugas untuk membuat sebuah karya film pendek untuk menyelesaikan nilai tugas semester I. Bersama 4 teman sekolah lainnya dia memintaku untuk membuatkan narasi untuk film pendeknya.
“Besok Iar, Windi sama Adi jadi pemainnya yah, biar rame gitu bareng-bareng,             Wira lagi nggak bias katanya” kata Tyo 2 hari sebelum pengambilan gambar. Setelah memperoleh persetujuan dari semuanya maka aku menyatakan sanggup.
“oke deh, Iar bikin naskahnya dulu, abis itu kita siap bikin film perdana dong?” sambil tertawa bersamanya.
            Mulailah kami pada hari pertama pengambilan gambar. Cerita yang aku beri judul “Kita Nggak Bakal Suka Sama Satu Cowok yang Sama” ini juga menjadi sebuahsejarah diantara semua crew yang tergabung di dalamnya. Sore pukul 04.00 WIB Tyo dan Adi menjemput kami di rumah.
            “Windi mau bonceng siapa? Milih aja” Kata ku untuk menawarinya karena aku yang mengajak dalam film ini.
            “Aku ama Tyo aja deh” Seraya mulai duduk di atas motor dan siap meluncur menuju lokasi. Aku yang sedikit merasa sakit melihat kejadian itu hanya diam dan tersenyum kecil menandakan bahwa aku tidak suka walau hanya dalam pandanganku dan Tuhan saja yang tahu.
            Sesampainya kami di lokasi aku melihat seorang teman sekolah Tyo yang manis sekali wajahnya. Dia orang yang sangat pendiam, maka dari itu aku mulai penasaran. Aku mulai mengajak berkenalan dengan menanyakan namanya.
            “Aris” senyumnya itu membuat duniaku semakin indah sore itu.
Namun ternyata dia tidak tertarik denganku. Dia memperhatikan Windi yang berambut panjang. Setelah 2 jam pengambilan gambar, kamipun memutuskan pulang. Dan masih seperti pemandangan tadi, windi tetap berboncengan dengan Tyo dan aku hanya diam bersama Adi yang juga diam selama perjalanan. Kami tidak langsung pulang, tapi kami mampir di rumah Tyo untuk sholat Maghrib bersama. Setelah sholat Maghrib selesai barulah aku mendapat kesempatan untuk menyapa Tyo dengan senyuman.

Saat Syuting hari ke-3
 
            “kamu cantik banget hari ini” kalimat yang aku dengar samar-samar sambil aku keluar dari kamar tempat kami sholat.
Jam setengah 7.00 kami baru bergegas pulang, entah awalnya bagaimana tapi yang jelas Tyo bilang
            “Windi sama Aris ya pulangnya, tadi kan udah sama aku. Sekarang gentian Tiara”
            “Idih, tapikan aku nggak kenal sama Aris?”
“Halah aris baik kok. Nggak bakal gigitin kamu dijalan, yuk Iar buruan aku aanter pulang”
Aku hanya manggut-manggut menuruti rencana mereka.
Proses pengambilan gambar hanya berjalan 3 hari, Cinta ini semakin slah aku rasakan. Karena Tyo, Windi, Aris dan aku sudah memiliki pacar. 


 Tyo, Aku, Aris dan Windi

Diantara kami mulai tumbuh rasa cinta dan harus saling menutupinya di depan pasangan masing-masing. Bisa dibilang kami memiliki 2 pasangan di tempat dan waktu yang berbeda. Namun aku juga tidak bisa menyalahkan diriku saja, karena disini Tyo selalu ada di saat Rama pergi nge-game dan latihan basket bersama timnya. Tyo lebih mengerti akan semua hal yang aku suka, dan apa yang aku tidak suka. Hingga pada suatu hari aku bertanya kepada Rama
            “Rama masih inget kapan kita jadian?”
            “Inget dong, tanggal 5 Mei kan?” jawabnya santai sambil terus asyik dengan BBnya. Betapa hancur hatiku. Gelap menghampiri air mata yang aku tahan hampir tak tertampung di kantung mata ini.
            “Jadi tanggal 5 Mei yah? Lalu tanggal 25 Mei itu hari apa Ram?”
            “Lah mana aku tahu? Memang kenapa Iar?”
            “mmm….nggak. Berarti kita cukup sampai sini aja bareng-barengnya”
            “Udah deh jangan bercanda, aku lagi serius sama temen facebook nih”
            “Yah ampun masih penting temen facebook dari pada aku?!”
            “Kok jadi nyolot sih. Emang kenapa? Bilang ada apa?”
“Kita putus, aku nggak bias ngertiin kamu terusa sedangkan disisi lain kamu nggak pernah mau tau hal terkecil dihubungan kita” Jawaban itu keluar dengan sendirinya tanpa aku sadari bagaimana aku bias setega itu terhadapnya.
Ternyata beban itu hilang selama 5 bulan aku rasakan sendiri. Ternyata yang aku inginkan adalah melupakan Rama dan mulai menjalani hidup baru tanpa harus merasa cemburu dengan teman-teman perempuan Rama yang sangat banyak itu. Dan misi selanjutnya adalah mengatakan sebenarnya yang aku rasakan kepada Tyo.
“Aku suka sama kamu, alu juga udah putus sama Rama. Terus kamu sekarang mau gimana sama hubungan kita selama ini.”
“Tapi maaf Iar, aku belom bisa mutusin Villa buat kamu. Dia udah terlalu sayang sama aku. Ini Cuma masalah waktu, seandainya kamu dating lebih awal mungkin kita udah bareng-bareng sekarang”
“O…jadi gitu? Tapi aku percaya kok kalau suatu saat nanti aku dan kamu pasti menjadi kita” mendung dan hujan deras kembali menghancurkan perasaan dan harapanku kali ini.
Dan pada suatu malam minggu aku bertemu dengan Tyo
            “Kan proyek filmnya udah selesai, berarti aku juga udah nggak punya urusan lagi”
“Kata siapa? Kamu kan janji mau nungguin sampai aku putus sama Villa. Kata kamu, kamu juga mau ngejalanin dulu. Kok sekarang jadi begini?” kalimat itu mulai kembali menguatkanku untuk bertahan dan melihatnya bahagia bersama Villa.
Satu bulan kami kembali menjalani hubungan rahasia dan kembali lagi, Tyo, Windi dan Aris harus saling berbohong kepada masing-masing pasangan untuk cinta rahasia kecuali aku yang sudah sendiri. Namun penantianku tidak sia-sia.beberapa hari yang lalu Tyo sudah memutuskan hubungannya dengan Villa. Dia bilang kalau dia menemukan banyak kesamaan antara aku dan dia dalam hal-hal yang humoris. Berbeda dengan dia dan Villa yang dia bilang adalah hubungan mereka membosankan.
“Ternyata kamu bener ama yang kamu bilang Iar, buat apa kita pertahankan hal yang nggak kita suka? Lebih baik ambil keputusan daripada diem dan memperpanjang kebohongan. Kamu memang perempuan yang paling beda yang pernah aku temui selama 17 tahun aku hidup. Makasih banyak yah.”
“Kan aku cuma kasih saran, walaupun cara kita salah tapi yang penting kita sudah berusaha jujur dan memperbaikinya dengan tidak terus-terusan berbohong pada pasangan masing-masing”

Aku & Tyo

Hingga kini kami berdua bersama tanpa ada rasa khawatir seperti saat kami mempunyai cinta rahasia seperti dulu. Entahlah bagaimana cerita cinta Windi dan Aris, namun yang aku tahu, mereka memilih untuk kembali dengan cinta mereka yaitu pasangan mereka masing-masing. Yang terpenting semuanya berani mengambil keputusan tanpa kesalahan total.

Penulis : 9 ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Cerita Tiara ini dipublish oleh 9 pada hari Friday, May 10, 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 2 komentar: di postingan Cerita Tiara
 

2 komentar:

diooda